Mengikuti Diklat Nasional 40JP “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning” memberi pengalaman berharga bagi Siti Nur Azizah, S.Pd., guru di MTs Negeri 2 Kayong Utara. Salah satu penerapan yang menurutnya sangat efektif adalah penggunaan joyful learning melalui metode permainan dan proyek kreatif. Dengan cara ini, pembelajaran tidak hanya menjadi aktivitas rutin, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.
Siti memahami bahwa prinsip utama dalam deep learning menekankan pada tiga aspek penting, yaitu berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Bagi siswa, pembelajaran mendalam bukan sekadar menghafal konsep, tetapi memahami secara utuh sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru memiliki peran besar dalam menciptakan suasana kelas yang mendorong siswa untuk aktif, berpikir kritis, dan berani bereksplorasi.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Siti menemukan bahwa masih banyak siswa yang kurang berminat terhadap materi tertentu. Kondisi ini membuat guru perlu lebih kreatif dalam memilih strategi, agar materi yang dianggap sulit atau membosankan bisa dikemas menjadi lebih menarik. Dengan mengintegrasikan permainan atau proyek nyata yang relevan dengan kehidupan siswa, pembelajaran menjadi lebih mudah diterima. Perlahan, minat belajar siswa pun mulai tumbuh ketika mereka merasakan keterkaitan materi dengan pengalaman pribadi.
Dari diklat ini, Siti mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang konsep deep learning dan cara penerapannya di kelas. Ia merasa semakin percaya diri untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Bagi Siti, deep learning bukan hanya pendekatan akademis, melainkan juga sarana untuk menumbuhkan karakter, kreativitas, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Pengalaman ini memperkuat keyakinannya bahwa pembelajaran yang baik harus menghadirkan kesadaran, makna, dan kegembiraan secara seimbang. Dengan semangat baru, ia berkomitmen untuk terus menghadirkan kelas yang inspiratif, di mana siswa tidak hanya belajar untuk ujian, tetapi juga untuk kehidupan nyata. Baginya, inilah inti dari pendidikan yang sesungguhnya.