Saya, Noviarti Nur, S.P., guru di SMP Muhammadiyah Bayur, baru saja mencoba pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam pada topik pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tujuan saya sederhana: membuat konsep yang sering dianggap teoritis ini terasa dekat, mudah dipahami, dan menyenangkan bagi siswa.
Pada pertemuan uji coba, saya memulai dengan pertanyaan pemantik tentang perubahan fisik dan psikis yang mereka alami, lalu mengajak siswa mengamati contoh kasus sederhana dan menyusun kesimpulan bersama. Aktivitas inti saya rancang singkat namun berlapis: membaca ringkas, diskusi berpasangan, dan refleksi singkat melalui catatan tiga poin “Apa yang saya ketahui, baru, dan ingin saya ketahui”.
Tantangan utama muncul pada manajemen waktu. Pelaksanaan tidak sepenuhnya sesuai dengan waktu yang sudah disiapkan karena antusiasme diskusi membuat beberapa bagian melampaui alokasi. Untuk mengatasinya, saya segera memprioritaskan tujuan pembelajaran, memangkas langkah yang kurang penting, serta menggunakan “timer aktivitas” agar ritme kelas tetap terjaga. Saya juga menyiapkan rubrik sederhana agar siswa memahami target keluaran di tiap tahap.
Dampaknya terasa langsung: anak menjadi lebih rileks dan senang mengikuti proses. Suasana kelas lebih cair, siswa tidak tegang saat diminta mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari, dan transisi antaraktivitas berjalan lebih mulus ketika instruksi dibuat sangat jelas dan ringkas.
Ke depan, saya akan memperbaiki urutan aktivitas, menambah contoh kontekstual, dan menyiapkan alternatif rencana waktu (plan A/B) agar kedalaman diskusi tetap terjaga tanpa mengorbankan penutupan pelajaran. Uji coba ini menguatkan keyakinan saya bahwa dengan desain yang tepat, materi pertumbuhan dan perkembangan manusia bisa dipelajari secara bermakna sekaligus menyenangkan.