Sebagai seorang pendidik yang telah berpengalaman mengajar selama lebih dari satu dekade, saya ingin berbagi pandangan mengenai pendekatan pembelajaran yang saya terapkan di kelas, khususnya mengenai materi deep learning dan surface learning. Dalam pengalaman saya, meskipun kedua pendekatan ini memiliki kelebihan masing-masing, saya menemukan bahwa siswa sering kali mengalami kesulitan dalam berpikir kritis saat dihadapkan dengan masalah yang kompleks.
Deep learning, atau pembelajaran mendalam, adalah pendekatan yang menekankan pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Siswa diajak untuk menggali lebih dalam, menganalisis informasi, dan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman yang sudah ada. Sebaliknya, surface learning, atau pembelajaran permukaan, lebih fokus pada penghafalan dan penerapan informasi secara dangkal, tanpa memahami inti dari materi. Meskipun kedua metode ini dapat digunakan secara bersamaan, saya sering menemukan bahwa siswa lebih nyaman dengan surface learning.
Satu hal yang saya amati adalah keterbatasan siswa dalam berfikir kritis. Ketika dihadapkan pada soal atau masalah yang menuntut analisis mendalam, banyak dari mereka yang kesulitan untuk merumuskan solusi yang tepat. Misalnya, dalam diskusi kelompok mengenai suatu kasus nyata, siswa seringkali hanya bisa memberikan jawaban berdasarkan fakta yang dihafal, bukan dari analisis yang mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya memahami materi yang diajarkan, dan lebih mengandalkan ingatan daripada pemikiran kritis.
Saya percaya bahwa untuk membentuk generasi yang mampu berpikir kritis, pendekatan pembelajaran harus berubah. Kami perlu mengintegrasikan lebih banyak aktivitas yang mendorong siswa untuk berdiskusi, mengeksplorasi berbagai perspektif, dan menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata. Salah satu cara yang saya coba adalah dengan memberikan proyek berbasis masalah, di mana siswa harus bekerja sama untuk mencari solusi. Meskipun ada beberapa kemajuan, tantangan tetap ada, dan saya menyadari bahwa proses ini memerlukan waktu.
Dalam kesimpulannya, walaupun materi deep learning dan surface learning sudah diajarkan, tantangan terbesar tetap ada pada kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Saya berharap melalui kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi penghafal informasi, tetapi juga pemecah masalah yang handal di masa depan.