Imtihanah Baium, S.Pd.I dari MI An-Nusyur Aeng Panas Pragaan Sumenep membagikan pandangannya mengenai penerapan pembelajaran mendalam atau deep learning dalam dunia pendidikan. Menurutnya, salah satu keunggulan dari pendekatan ini adalah anak-anak akan lebih mudah mengingat materi yang diajarkan. Hal ini terjadi karena deep learning senantiasa mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya, sehingga apa yang dipelajari tidak berdiri sendiri, melainkan saling terhubung dalam suatu rangkaian pengetahuan yang utuh. Dengan keterkaitan itu, siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami makna serta hubungan antarmateri, sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih tahan lama dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam praktiknya, Imtihanah menekankan pentingnya memberi contoh konkret kepada siswa. Baginya, pembelajaran mendalam tidak cukup hanya dengan teori, melainkan harus dihadirkan melalui pengalaman nyata yang bisa mereka lihat, rasakan, dan pahami secara langsung. Misalnya, saat mengajarkan materi sains, guru dapat menunjukkan fenomena alam yang ada di sekitar sekolah, atau ketika mengajarkan nilai moral, guru bisa mengaitkannya dengan peristiwa sehari-hari yang dekat dengan kehidupan anak. Dengan cara ini, siswa lebih mudah menyerap informasi karena mereka mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman nyata yang relevan.
Imtihanah juga menyadari bahwa kondisi siswa di kelas sangat beragam, bahkan ada kalanya siswa sedang tidak enak badan atau kurang fokus. Namun, justru dalam kondisi seperti itu pembelajaran deep learning terbukti membantu, karena siswa bisa mengingat kembali materi melalui keterkaitan antar topik yang telah dibangun sebelumnya. Ia mencontohkan bahwa ketika siswa lupa pada satu bagian pelajaran, mereka bisa kembali mengingatnya lewat kaitan dengan materi lain yang pernah dibahas. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan mampu menjangkau kondisi siswa yang berbeda-beda.
Lebih jauh, Imtihanah meyakini bahwa pembelajaran deep learning mampu membentuk pola pikir siswa agar lebih terstruktur. Dengan menghubungkan berbagai materi, siswa tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga belajar bagaimana menempatkan informasi pada kerangka yang lebih besar. Hal ini membuat mereka tidak bingung saat menghadapi persoalan baru, karena terbiasa menghubungkan dan membangun pemahaman berdasarkan pengetahuan sebelumnya. Baginya, inilah inti dari belajar yang sebenarnya: bukan sekadar menghafal fakta, tetapi mengaitkan, memahami, dan menggunakannya kembali dalam konteks yang berbeda.
Dengan pengalaman tersebut, Imtihanah semakin yakin bahwa pembelajaran deep learning sangat bermanfaat untuk diterapkan. Ia melihat adanya peluang besar untuk menciptakan suasana kelas yang lebih hidup, dinamis, dan bermakna. Harapannya, siswa di MI An-Nusyur Aeng Panas Pragaan Sumenep akan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas dalam mengingat, tetapi juga bijak dalam memahami dan mengaitkan ilmu pengetahuan secara menyeluruh.