Sebuah video yang beredar memperlihatkan dugaan penganiayaan terhadap siswa oleh oknum guru di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, kini menjadi perhatian serius dan telah masuk ke ranah hukum. Insiden ini diduga terjadi pada Jumat, 19 September 2025, dan dilaporkan oleh ayah korban, MR (40), warga Desa Sungai Dikum, Kecamatan Amuntai Tengah, ke Polres HSU.
Kasat Reskrim Polres HSU, AKP Teguh Kuatman, membenarkan adanya dugaan Tindak Pidana Penganiayaan anak di bawah umur. Laporan yang disertai dengan video menjadi barang bukti utama dalam proses penyelidikan. Teguh menegaskan bahwa polisi akan menjalankan seluruh prosedur hukum secara cermat dan berkeadilan, memastikan hak korban terlindungi, dan bukti-bukti dijadikan dasar penetapan langkah hukum selanjutnya.
Berdasarkan keterangan awal, insiden terjadi saat guru yang bersangkutan, HN, melihat siswa melintas di ruang guru, yang kemudian memicu kemarahannya. HN dilaporkan menggulung buku yang dibawa siswa sambil memarahi agar siswa tersebut tidak mengikutinya. Meskipun motif awal tampak sederhana, tindakan guru dianggap berlebihan sehingga menimbulkan dugaan penganiayaan yang serius.
Kasus ini menambah deretan kejadian kekerasan di sekolah yang viral dan menjadi sorotan publik. Sebelumnya, beberapa kasus serupa memicu perhatian terhadap disiplin guru serta pentingnya mekanisme pengawasan internal di lingkungan sekolah. Dalam konteks ini, peran orang tua sangat krusial, karena laporan mereka menjadi dasar agar proses hukum dapat berjalan, dan pelaku dapat dipertanggungjawabkan secara sah.
Video yang beredar memicu keprihatinan masyarakat luas, sekaligus mengingatkan pentingnya perlindungan anak di sekolah. Polisi menekankan bahwa penanganan kasus akan mengikuti prosedur hukum yang berlaku, mulai dari penyelidikan awal hingga penetapan tersangka apabila bukti cukup kuat.
Masyarakat dan orang tua siswa diimbau tetap tenang namun waspada, sementara pihak sekolah diharapkan melakukan evaluasi terhadap pengawasan guru serta memastikan lingkungan belajar yang aman bagi seluruh siswa. Insiden ini menjadi pengingat bahwa sekolah harus menjadi tempat belajar yang nyaman, aman, dan bebas dari kekerasan, agar pendidikan dapat berjalan optimal.
Kasus di HSU juga menegaskan perlunya pembinaan guru dan mekanisme pengawasan yang efektif, sehingga insiden serupa tidak terulang. Keterlibatan polisi sejak awal, bukti video yang jelas, serta dukungan orang tua menjadi kombinasi penting untuk menegakkan keadilan sekaligus menjaga hak anak di lingkungan pendidikan.