Hamzanwadi, S.Pd.I, guru di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat, telah mulai menerapkan prinsip deep learning dalam proses pembelajaran meski belum maksimal. Ia menekankan pentingnya menghadirkan materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga setiap konsep yang diajarkan dapat diterima dan dipahami secara mendalam. Pendekatan ini tidak hanya menekankan penguasaan materi, tetapi juga keterampilan berpikir kritis dan kemampuan menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.
Dalam praktiknya, Hamzanwadi berfokus pada bagaimana siswa dapat menghubungkan teori dengan praktik. Misalnya, melalui kegiatan proyek, diskusi kelompok, atau studi kasus sederhana, siswa diajak untuk berpikir aktif dan kolaboratif. Strategi ini memicu minat dan motivasi siswa untuk lebih terlibat dalam pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.
Meskipun demikian, Hamzanwadi menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah berpariasinya karakter peserta didik. Setiap siswa memiliki kemampuan, minat, dan gaya belajar yang berbeda, sehingga guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran agar semua siswa tetap terlibat. Tantangan ini menuntut guru untuk kreatif dalam merancang aktivitas pembelajaran yang bervariasi dan memotivasi, sekaligus menjaga kualitas pemahaman materi yang disampaikan.
Dampak dari penerapan deep learning mulai terlihat meskipun masih dalam tahap pengembangan. Siswa menjadi lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar, sementara guru dapat melihat peningkatan kemampuan mereka dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah. Selain itu, pengalaman ini mendorong Hamzanwadi untuk terus belajar, mengasah kreativitas, dan menemukan strategi pengajaran baru yang lebih efektif dan menyenangkan.
Bagi Hamzanwadi, deep learning bukan sekadar metode, tetapi filosofi pengajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa menemukan pemahaman mendalam, mengaitkan materi dengan konteks nyata, dan mengembangkan keterampilan berpikir analitis. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan akademik maupun kehidupan sehari-hari.
Melalui pengalaman ini, Hamzanwadi percaya bahwa kesabaran, inovasi, dan dedikasi dalam menerapkan deep learning akan membawa perubahan positif bagi siswa. Pembelajaran menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan mampu mendorong setiap siswa untuk menggali potensi terbaiknya.