Menyelami Pembelajaran Deep Learning: Antara Istilah Baru dan Praktik Lama

erubahan dalam dunia pendidikan sering kali ditandai dengan munculnya istilah-istilah baru yang seakan memberi nuansa berbeda. Namun, bagi Haris Afandi, S.Pd., guru di UPTD SDN 4 Karanganyar, esensi dari pembelajaran yang kini disebut deep learning sebenarnya telah lama dilakukan oleh para pendidik. Diklat Nasional 40JP dengan tema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning” memberinya kesempatan untuk melihat kembali praktik yang telah dijalani, sekaligus memperoleh pemahaman baru yang memperkaya perspektifnya sebagai seorang guru.

Menurut Haris, pada hakikatnya pembelajaran berbasis deep learning sudah sering diterapkan. Para guru berusaha menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna, menekankan pada pemahaman mendalam, serta mendorong siswa berpikir kritis. Hanya saja, istilah ini menjadi semakin populer pada tahun ajaran 2025/2026 seiring dengan kebijakan pendidikan yang menekankan pendekatan pembelajaran mendalam. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan terus bergerak dinamis, memperbarui istilah, tetapi tetap berlandaskan pada prinsip yang sama: membangun pemahaman siswa secara menyeluruh.

Mengikuti diklat ini, Haris mendapatkan wawasan yang lebih terstruktur tentang konsep deep learning. Ia menyadari bahwa strategi yang selama ini dijalankan ternyata sejalan dengan prinsip-prinsip yang dipaparkan. Perbedaannya terletak pada pengemasan materi yang lebih sistematis, dengan menekankan pentingnya desain pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan berpusat pada siswa. Bagi Haris, pengalaman ini menghadirkan pemahaman baru bahwa setiap pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya membuat siswa aktif, tetapi juga memperkuat daya ingat dan pemahaman jangka panjang.

Salah satu refleksi penting yang disampaikan Haris adalah tentang faktor waktu. Dalam deep learning, waktu bukan sekadar durasi, melainkan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan mengaitkan materi dengan pengalaman nyata siswa. Pembelajaran mendalam menuntut kesabaran guru dalam mengelola waktu, memberi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi, bertanya, dan menemukan sendiri jawabannya. Dengan demikian, setiap momen belajar tidak hanya diisi dengan penjelasan, tetapi juga dengan kesempatan berharga bagi siswa untuk membangun makna dari apa yang mereka pelajari.

Bagi Haris Afandi, diklat ini bukan sekadar memperkenalkan istilah baru, melainkan sebuah pengingat bahwa guru selalu berada di garis depan perubahan pendidikan. Meski konsep deep learning mungkin terdengar baru, praktiknya telah lama dijalankan, hanya kini diperkuat dengan pemahaman yang lebih sistematis. Pengalaman mengikuti diklat memberikan inspirasi baginya untuk terus menyempurnakan cara mengajar, sehingga siswa tidak hanya belajar, tetapi juga menikmati setiap prosesnya.

Previous Article

Memahami Pembelajaran Mendalam: Tantangan dan Peran Guru dalam Era Bimtek PM

Next Article

Dari Hafalan ke Pemahaman: Transformasi Pembelajaran di MTsN 1 Buton Tengah

Write a Comment

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Update Artikel Kami

Pure inspiration, zero spam ✨