Desa Wonosari, yang terletak di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, menjadi lokasi pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 79 Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 2025. Melalui serangkaian kegiatan yang bertemakan “Program Kampung Iklim” para mahasiswa KKN berupaya menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli dan aktif dalam pengelolaan sampah serta pelestarian lingkungan. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga, tetapi juga membangun sistem pengelolaan sampah yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mendorong munculnya local hero sebagai penggerak perubahan di desa.
Permasalahan sampah merupakan isu lingkungan yang krusial di banyak wilayah, termasuk Desa Wonosari. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, dan menurunkan kualitas hidup masyarakat. Di sisi lain, sampah juga memiliki potensi ekonomi jika dikelola secara tepat melalui sistem bank sampah yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Melihat kondisi tersebut, KKN UNS 79 merancang program kerja yang bertujuan membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Program ini diharapkan dapat membentuk sistem bank sampah desa yang inklusif, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan sosial melalui pengelolaan sampah yang produktif. Selain itu, program ini juga bertujuan menemukan local hero, yaitu individu atau kelompok yang dapat menjadi penggerak utama dalam menjaga dan mengembangkan gerakan pengelolaan sampah di desa.
Program Kerja Sosialisasi Bank Sampah “Sampah Berdaya”
Pada tanggal 21 Juli 2025, kelompok KKN UNS 79 melaksanakan sosialisasi bank sampah dengan tema “Sampah Berdaya: Sosialisasi dan Kreativitas untuk Lingkungan Desa” di Dusun Gemblung, Desa Wonosari. Kegiatan ini menyasar kepada ibu-ibu PKK, bapak-bapak kader desa, serta warga yang peduli dengan lingkungan.
Sosialisasi dimulai dengan pemaparan materi mengenai pentingnya pengelolaan sampah, konsep bank sampah, serta manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan sampah yang baik. Para peserta diberikan pemahaman bahwa sampah bukan hanya masalah, tetapi juga sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis jika dikelola dengan benar.
Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber Ibu Tukinah, local hero dari Desa Karangturi, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, yang berbagi pengalaman dan inspirasi dalam menggerakkan masyarakat untuk peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah. Selain itu, Pak Zaenal dari Dinas Lingkungan Hidup Karanganyar juga memberikan paparan mengenai kebijakan dan dukungan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.
Selain penyuluhan, kegiatan ini juga mengajak peserta berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait pengelolaan sampah di lingkungan masing-masing. Antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan dan ide kreatif yang muncul selama sesi sosialisasi. Beberapa peserta bahkan mengusulkan ide-ide inovatif untuk pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting untuk membangun kesadaran kolektif dan mempersiapkan masyarakat dalam mengikuti program pengelolaan bank sampah yang lebih terstruktur.
Acara kemudian ditutup dengan demonstrasi pengelolaan bank sampah oleh Mas Yusuf, salah satu anggota KKN Kelompok 79, yang memperagakan cara pengumpulan, pemilahan, dan pencatatan sampah secara praktis. Selanjutnya, Mas Luqman, anggota KKN 75 lainnya, memberikan sosialisasi terkait program penukaran sampah dengan bibit tanaman, sebagai upaya nyata pelestarian lingkungan dan penghijauan desa.
Program Kerja Pengelolaan Bank Sampah Desa Wonosari
Setelah sosialisasi, program pengelolaan bank sampah dilaksanakan secara bertahap pada tanggal 26-27 Juli, 2-3 Agustus, dan 18 Agustus 2025 di Dusun Munggur dan Gemblung, Desa Wonosari. Program ini bertujuan menumbuhkan gerakan inklusif dalam pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan sosial melalui pengelolaan sampah.
Kegiatan pengelolaan bank sampah meliputi pengumpulan, penimbangan, pencatatan, pemilahan, dan pengelolaan sampah anorganik yang dapat didaur ulang. Masyarakat diajak untuk menabung sampah layaknya menabung uang, di mana sampah yang disetorkan dicatat dan dapat ditukar dengan nilai ekonomi tertentu. Sistem ini memberikan insentif langsung kepada warga untuk aktif mengelola sampah mereka.
Selama pelaksanaan, warga sangat antusias mengikuti proses pengelolaan bank sampah. Kegiatan ini juga melibatkan kader desa dan tokoh masyarakat sebagai pendukung utama dalam menggerakkan sistem bank sampah secara berkelanjutan. Mereka berperan sebagai fasilitator dan motivator agar program dapat berjalan lancar dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain aspek teknis pengelolaan sampah, program ini juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan agar masyarakat memahami dampak positif dari pengelolaan sampah yang baik terhadap lingkungan dan kesehatan. Dengan demikian, diharapkan terbentuk budaya peduli lingkungan yang kuat di Desa Wonosari.
Program Kerja Tukar Sampah dengan Bibit dan Penanaman 100 Bibit di Embung Desa
Sebagai bentuk konkret kepedulian terhadap lingkungan, pada tanggal 9 dan 14 Agustus 2025, KKN UNS 79 melaksanakan program tukar sampah dengan bibit tanaman berbuah dan penanaman 100 bibit di Embung Desa, yang terletak di Dusun Munggur dan Gemblung Kulon. Program ini mengajak warga menukarkan sampah anorganik seperti botol plastik dengan bibit tanaman berkualitas unggul. Selain itu, kegiatan penanaman bibit dilakukan secara bersama-sama sebagai wujud nyata pelestarian lingkungan dan penghijauan desa.
Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan sampah dan memberikan langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan. Penanaman bibit juga diharapkan dapat memperindah lingkungan desa sekaligus memberikan manfaat jangka panjang berupa hasil buah yang dapat dinikmati masyarakat.
Warga sangat antusias mengikuti program ini, dengan banyak yang aktif menukarkan sampah dan berpartisipasi dalam penanaman bibit. Kegiatan ini juga menjadi momen edukasi dan penguatan rasa kepemilikan terhadap lingkungan desa, sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga. Seluruh rangkaian program mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Wonosari. Ibu-ibu PKK, kader desa, tokoh masyarakat, dan warga peduli lingkungan aktif mengikuti sosialisasi, pelatihan, dan kegiatan pengelolaan sampah. Antusiasme tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan, diskusi, serta partisipasi dalam penukaran sampah dan penanaman bibit.
Keterlibatan berbagai elemen masyarakat ini menjadi modal penting untuk keberlanjutan program dan pengembangan gerakan lingkungan di desa. Partisipasi aktif warga juga menunjukkan bahwa program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dapat diterima dengan baik dan memberikan dampak positif. Program “Sampah Berdaya” berhasil menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis partisipasi. Terbentuknya sistem bank sampah desa diharapkan menjadi gerakan inklusif yang berkelanjutan, mendukung pelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan sosial warga Desa Wonosari. Penanaman bibit tanaman berbuah menjadi langkah konkret dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperindah desa. Selain itu, program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga melalui sistem tabungan sampah yang memberikan nilai ekonomi dari sampah yang dikumpulkan.
Keberhasilan program ini juga menjadi modal sosial yang kuat untuk pengembangan program lingkungan lainnya di masa depan, serta memperkuat sinergi antara mahasiswa KKN dan masyarakat desa. Ketua Kelompok KKN 79 UNS menyatakan, “Melalui program ini, kami berharap masyarakat tidak hanya memahami pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga aktif menjadi penggerak perubahan di lingkungan mereka. Local hero yang lahir dari kegiatan ini akan menjadi motor penggerak keberlanjutan lingkungan desa.”
Pernyataan ini menegaskan komitmen KKN UNS 79 dalam memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri dalam menjaga dan mengelola lingkungan mereka secara berkelanjutan. KKN 79 UNS berharap program ini dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh masyarakat Desa Wonosari. Dengan dukungan semua elemen desa, gerakan bank sampah dan pelestarian lingkungan dapat menjadi budaya yang melekat dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan dan kesehatan lingkungan desa.
Rencana ke depan termasuk memperluas cakupan program, meningkatkan kapasitas pengelola bank sampah, serta mengembangkan produk daur ulang yang bernilai ekonomi. Selain itu, penguatan peran local hero dan kader lingkungan akan menjadi fokus agar gerakan ini semakin kuat dan berkelanjutan. Kegiatan “Sampah Berdaya” yang dilaksanakan oleh KKN UNS 79 ini menjadi contoh nyata sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dalam pemberdayaan lingkungan. Melalui edukasi, pelatihan, dan aksi nyata, program ini berhasil menumbuhkan kesadaran dan partisipasi aktif warga dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.
Semoga langkah kecil ini dapat menginspirasi desa lain untuk mengelola sampah secara bijak dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih hijau dan sehat. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, Desa Wonosari dapat menjadi contoh desa yang ramah lingkungan dan mandiri dalam pengelolaan sumber daya alamnya.