Aksi Nekat Murid SD Tangsel, Gelantungan di Lantai 3 Usai Diminta Kerjakan Tugas

Upaya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi menuju sekolah menjadi langkah penting, tidak hanya untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Kepala PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Utama DKI Jakarta, Radito Risangadi, menekankan bahwa kecelakaan lalu lintas sering kali menjadi awal munculnya masalah sosial-ekonomi. Korban kecelakaan tidak hanya mengalami luka fisik, tetapi berpotensi kehilangan pekerjaan hingga jatuh miskin.

“(Korban) bukan hanya menjadi korban kecelakaan, tetapi akhirnya juga korban kehilangan pekerjaan karena kebangkrutan itu,” ujar Radito.

Radito menegaskan pentingnya menanamkan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas sejak dini, terutama bagi siswa SMA. Pendidikan keselamatan berkendara, sosialisasi transportasi aman, dan kampanye disiplin berlalu lintas menjadi strategi utama untuk menekan pelanggaran dan kecelakaan. Selain itu, peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi publik dinilai efektif untuk mengurangi kemacetan, menekan emisi gas rumah kaca, sekaligus meningkatkan keselamatan.

“Dari sisi keselamatan, lebih aman bepergian dengan transportasi publik karena pengemudi transportasi umum harus melalui serangkaian tes dan sertifikasi,” tambah Radito.

Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta juga mendorong penggunaan transportasi publik di lingkungan sekolah. Kepala SMAN 54 Jakarta, Rustaman, menyatakan komitmen sekolah untuk mengurangi kendaraan pribadi. Salah satu kebijakan adalah guru dan ASN wajib menggunakan transportasi publik setiap Rabu. Sistem PPDB berbasis zonasi turut mendukung langkah ini, dengan sekitar 50 persen siswa tinggal dekat sekolah, sehingga mereka bisa berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum dengan aman.

Head of Sustainability Kompas Gramedia, Arki Sudito, menambahkan bahwa beralih ke transportasi publik bukan sekadar urusan teknis, tetapi juga terkait aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. “Kalau semua orang berkendara dengan tertib, kemacetan bisa berkurang. Apalagi kalau lebih banyak yang memakai transportasi umum. Peran kami sebagai media adalah membuat narasi yang menghubungkan isu ini dengan SDGs, dan langkah awalnya memperkuat amplifikasi,” jelas Arki.

Dengan pembiasaan transportasi publik sejak sekolah, langkah kecil ini memberikan dampak besar bagi keselamatan siswa, kualitas hidup, dan lingkungan yang lebih sehat. Program seperti ini menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan generasi yang peduli keselamatan, sadar lingkungan, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Langkah sederhana seperti berjalan kaki, naik bus sekolah, atau menggunakan transportasi umum dapat menjadi fondasi penting dalam membentuk kebiasaan aman, ramah lingkungan, dan bertanggung jawab sejak usia dini, sekaligus mendukung pencapaian target SDGs secara berkelanjutan.

Previous Article

MoU MBG di Kulon Progo Dinilai Belum Tegas soal Tanggung Jawab Kesehatan Siswa

Next Article

Aksi Nekat Murid SD Tangsel, Gelantungan di Lantai 3 Usai Diminta Kerjakan Tugas

Write a Comment

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Update Artikel Kami

Pure inspiration, zero spam ✨