Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sebanyak 569 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi di beberapa sekolah yang berada di bawah satu yayasan, mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Madrasah Aliyah di Kecamatan Kadungora.
Dinas Kesehatan Garut menyebut bahwa korban dengan gejala ringan sebagian besar dirawat di rumah masing-masing. Dari 569 siswa, ada sekitar 30 siswa yang harus menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan setempat. Kebanyakan dari mereka sudah diperbolehkan pulang, sedangkan sisanya masih dalam perawatan intensif.
Menyikapi peristiwa ini, Badan Gizi Nasional (BGN) melalui juru bicaranya, Redy Hendra, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel dan spesimen yang sudah dikirimkan. Hasil lab ini dianggap sangat krusial untuk memastikan apakah benar penyebab keracunan berasal dari menu MBG dan menentukan langkah selanjutnya.
BGN juga mengklaim bahwa secara internal SOP (Standar Operasional Prosedur) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terkait sudah dijalankan dengan baik. Namun, evaluasi lebih mendalam tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada kelalaian dalam pengolahan, distribusi, atau penyajian makanan.
Kasus di Garut turut mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menyatakan komitmennya untuk berkoordinasi dengan BGN dan pemerintah kabupaten dalam menangani kasus ini. Beberapa langkah yang sedang dipertimbangkan meliputi pengetatan pengawasan pada pemilihan bahan baku, distribusi makanan ke sekolah-sekolah, dan kesiapsiagaan pihak kesehatan.
Selain pemantauan medis terhadap para siswa, perhatian publik juga mengarah ke aspek koordinasi antara BGN, SPPG, dan Pemda Garut. Kritik muncul bahwa dalam beberapa kasus, koordinasi selama ini masih kurang kuat, sehingga pengawasan terhadap kualitas makanan dan distribusi bisa saja tidak berjalan optimal.
Kejadian ini memperkuat tuntutan agar pemerintah memperbaiki pelaksanaan MBG secara menyeluruh: bukan hanya soal jumlah dapur yang dibuat, tetapi juga mutu makanan, keamanan pangan, dan prosedur operasional di lapangan. Banyak pihak berharap agar hasil uji lab dan evaluasi dari BGN bisa segera diumumkan transparan dan menjadi dasar perbaikan agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Sumber:
569 Siswa Keracunan Diduga karena MBG di Garut, BGN Tunggu Hasil Uji Lab