Khumaedi, S.Pd, guru di SDN Bakaran Kulon 01 Juwana, berbagi pengalaman mengikuti Diklat Nasional 40JP bertema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning”. Ia menyampaikan bahwa diklat ini memberikan wawasan penting mengenai penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam kurikulum baru tahun 2025/2026.
Menurut Khumaedi, salah satu hal utama yang dibahas adalah bagaimana guru dapat menyusun strategi pengajaran yang lebih bermakna dan mendalam. Dengan kurikulum deep learning, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga dilibatkan secara aktif untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengembangkan keterampilan kolaboratif. Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang kontekstual, relevan, dan menyenangkan, sehingga memudahkan siswa memahami konsep dengan lebih mendalam.
Namun, Khumaedi juga menyoroti sejumlah tantangan dalam penerapan strategi ini. Beberapa di antaranya adalah kesiapan guru, fasilitas dan infrastruktur sekolah, perbedaan tingkat pemahaman siswa, serta perkembangan teknologi yang pesat yang menuntut guru untuk terus mengembangkan keterampilan agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Tantangan-tantangan ini menjadi fokus penting bagi guru dalam menyesuaikan metode pengajaran agar tetap efektif dan bermakna.
Diklat ini juga menekankan pentingnya guru memiliki kemampuan adaptasi, kreatifitas, dan manajemen kelas yang baik. Khumaedi menyadari bahwa kurikulum 2025 membawa pendekatan baru yang menuntut cara mengajar yang lebih mendalam, sehingga guru perlu mempersiapkan strategi pembelajaran yang mampu menjangkau semua siswa, memperhatikan perbedaan kemampuan, dan memanfaatkan teknologi secara optimal.
“Diklat ini membuka wawasan baru bagi saya sebagai guru. Pendekatan deep learning memberikan kesempatan untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan, bermakna, dan menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan,” ujar Khumaedi. Ia menegaskan bahwa strategi ini akan menjadi landasan penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan efektivitas proses belajar-mengajar.
Dengan bekal dari diklat, Khumaedi optimis dapat menerapkan kurikulum deep learning secara bertahap, menciptakan kelas yang interaktif, menstimulasi keterampilan berpikir kritis siswa, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.