Pada pelaksanaan Diklat Nasional 40JP dengan tema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning”, Febrianti Pertiwi, S.Pd., MIS, seorang guru dari MIS Al-Hidayah Surabaya, menyampaikan pengalamannya dengan antusias. Dalam acara yang diadakan secara daring ini, peserta diajak untuk menggali lebih dalam mengenai konsep pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan bagi siswa.
Febrianti mengungkapkan bahwa sebelumnya ia sering menghadapi tantangan dalam menciptakan suasana kelas yang bisa menarik perhatian siswa. Banyak metode yang telah dicoba, namun belum mampu sepenuhnya membuat pembelajaran menjadi joyful. Namun, setelah mengikuti diklat ini, ia merasakan perubahan yang signifikan dalam pemahamannya tentang pembelajaran berbasis deep learning.
“Melalui kegiatan ini, saya belajar bagaimana merancang pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada pengalaman belajar siswa yang menyenangkan,” jelasnya. Ia menyukai pendekatan yang diberikan oleh para narasumber, yang mengedepankan penggunaan media dan metode pembelajaran yang inovatif. Dengan pemahaman baru ini, Febrianti merasa lebih percaya diri dalam menciptakan suasana kelas yang lebih hidup.
Salah satu materi yang paling mengena bagi Febrianti adalah penggunaan media interaktif dalam pembelajaran. Ia berbagi, “Saya terinspirasi untuk menggunakan berbagai alat digital yang dapat membantu siswa lebih terlibat dalam proses belajar. Misalnya, menggunakan video, kuis interaktif, dan aplikasi pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini membuat siswa lebih antusias dan aktif berpartisipasi.”
Di samping itu, Febrianti juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar siswa sebagai bagian dari strategi deep learning. Ia menyebutkan bahwa kegiatan kelompok yang dirancang dengan baik mampu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional siswa, yang juga merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran yang menyenangkan.
Setelah mengikuti diklat ini, Febrianti mengimplementasikan beberapa strategi yang ia pelajari di kelasnya. Hasilnya, ia melihat perubahan positif pada sikap siswa yang menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. “Mereka tidak lagi merasa terbebani, tetapi justru merasa senang dan ingin belajar lebih jauh,” ungkapnya dengan semangat.
Dengan penuh percaya diri, Febrianti Pertiwi kini berkomitmen untuk terus belajar dan berinovasi dalam mengajar. Ia berharap dapat membagikan pengalamannya kepada rekan-rekan guru lainnya, agar lebih banyak siswa yang merasakan manfaat dari pembelajaran yang joyful dan bermakna. Diklat ini, baginya, bukan hanya sebuah pelatihan, tetapi sebuah langkah awal untuk menciptakan generasi yang mencintai belajar.
