Mengembangkan Potensi Siswa di Tengah Keterbatasan

Toni Priyono, S.Pd., seorang guru di MI Salafiyah Duwet, Kota Pekalongan, memiliki tekad kuat untuk memberikan ruang dan waktu yang lebih efektif bagi siswanya. Bagi Toni, setiap anak memiliki potensi unik yang harus digali dan dikembangkan, meskipun kondisi sarana prasarana sekolahnya terbatas dan akses ke fasilitas modern tidak mudah dijangkau.

Setelah mengikuti Diklat Nasional 40JP bertema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning”, Toni mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana pembelajaran mendalam dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satu pemaparan yang paling berkesan baginya adalah dari Ibu Supiani, yang membahas tentang konsep deep learning, teknik penerapannya, serta cara mengembangkan potensi siswa di tengah berbagai keterbatasan.

Bagi Toni, tantangan terbesarnya bukan hanya keterbatasan sarana, tetapi juga bagaimana memberikan pemahaman kepada siswa dan rekan sejawat tentang pentingnya pembelajaran mendalam. Hal ini mencakup perubahan pola pikir agar guru tidak sekadar mengajar untuk menyelesaikan kurikulum, tetapi juga membimbing siswa untuk memahami makna dari setiap materi yang dipelajari.

Langkah yang diambil Toni adalah menciptakan pendekatan yang lebih fleksibel dan personal. Ia mulai memberikan pendampingan yang mengarahkan siswa, bukan hanya memberi jawaban. Toni percaya, ketika siswa diberi kebebasan mengeksplorasi kemampuannya, mereka akan lebih percaya diri dalam menunjukkan potensi yang dimiliki.

Perubahan ini tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga pada dirinya sebagai pendidik. “Kenyamanan dan keleluasaan saya sebagai guru berpengaruh besar terhadap keberanian siswa untuk berkembang,” ujarnya. Dengan rasa nyaman, ia bisa lebih fokus membimbing dan menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Diklat ini membuka pandangannya bahwa pembelajaran yang bermakna tidak memerlukan fasilitas mewah, tetapi membutuhkan strategi yang tepat, sikap positif, dan keterlibatan guru secara penuh. Toni kini yakin bahwa dengan semangat dan kreativitas, keterbatasan bukanlah penghalang untuk melahirkan generasi yang cerdas dan berdaya saing.

Previous Article

Meningkatkan Pembelajaran Bermakna dengan Strategi Bernalar Kritis

Next Article

Membuka Wawasan Baru dalam Pembelajaran Kolaboratif

Write a Comment

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Update Artikel Kami

Pure inspiration, zero spam ✨