Bagi sebagian orang, pengalaman belajar di pesantren sering kali memberikan kesan yang berbeda dibandingkan dengan lingkungan pendidikan modern. Hal ini pula yang dirasakan oleh seorang guru yang tengah menempuh pelatihan pembelajaran mendalam (deep learning). Ia mengungkapkan bagaimana suasana di Kediri, tempat ia belajar dan berproses, justru membawa kenyamanan serta suasana menyenangkan yang sulit ditemui di tempat lain.
Menurutnya, rasa nyaman itu bukan sekadar berasal dari lingkungan fisik, tetapi juga dari nilai kebersamaan yang kental di pesantren. Interaksi antarsesama santri maupun guru berlangsung dalam suasana penuh persaudaraan. Suasana inilah yang kemudian membuat proses belajar terasa lebih bermakna, karena tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga menekankan pembentukan karakter, kesabaran, dan kedisiplinan.
Meski demikian, ia tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan alat komunikasi dan akses internet di pesantren. Di era digital saat ini, hampir semua sistem pembelajaran modern mengandalkan teknologi informasi dan jaringan internet. Sayangnya, fasilitas tersebut masih terbatas di pesantren, sehingga beberapa informasi atau materi harus diakses dengan cara manual. Namun, keterbatasan ini justru memberikan pelajaran penting: bagaimana caranya tetap beradaptasi, kreatif, dan konsisten dalam belajar meski dengan sarana yang sederhana.
Ia menekankan bahwa penerapan pembelajaran mendalam di era modern menjadi sangat penting. Menurutnya, deep learning bukan hanya soal menguasai teori atau praktik, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif. Di kelas, konsep ini dapat diterapkan dengan memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi gagasan mereka sendiri, saling berdiskusi, dan membangun pemahaman secara bersama-sama.
Pengalaman tersebut membawanya pada kesadaran baru: bahwa pendidikan bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga proses membangun kesadaran dan keterampilan hidup. Ia merasakan sendiri bagaimana deep learning dapat memperkuat kompetensinya sebagai guru, sekaligus membekali dirinya untuk lebih siap menghadapi dinamika dunia pendidikan di masa depan.
Bagi dirinya, manfaat yang dirasakan sangat nyata. Kehidupan sehari-hari di pesantren mengajarkan arti kebersamaan, disiplin, dan ketekunan. Sementara itu, penerapan pembelajaran mendalam membantu mengasah cara berpikir yang lebih kritis dan solutif. Ia percaya, semua hal ini akan sangat berguna dalam profesinya sebagai pendidik, baik dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, maupun menumbuhkan semangat belajar para siswa.
Akhirnya, ia menutup testimoninya dengan refleksi sederhana namun mendalam: keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkembang. Justru di balik kekurangan fasilitas, terdapat kekuatan yang mampu membentuk pribadi yang lebih tangguh dan bijaksana. Baginya, pengalaman di Kediri adalah titik penting yang akan selalu diingat sebagai fondasi dalam mengajar dan belajar di masa depan.