Nama saya Khoirun Nisa’, S.Pd., MI Al Hasanah, seorang guru di kelas 1 SD. Setelah mengikuti pelatihan hari pertama tentang integrasi pembelajaran mendalam, saya merasa terinspirasi untuk menerapkan beberapa strategi baru dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Saya menyadari bahwa anak-anak kelas 1 masih dalam tahap transisi dari PAUD ke SD, sehingga penting bagi saya untuk membangun rasa ingin tahu dan keterlibatan aktif mereka.
Salah satu penerapan yang saya lakukan adalah saat mengajar tema “Diriku” di awal semester. Alih-alih hanya meminta siswa menggambar atau menyebutkan bagian tubuh, saya mengajak mereka bercerita tentang aktivitas yang bisa dilakukan oleh bagian tubuh tersebut. Kami juga berdiskusi dalam kelompok kecil tentang cara menjaga kesehatan tubuh. Pendekatan ini tidak hanya membuat pelajaran lebih menarik, tetapi juga membantu siswa memahami pentingnya menjaga kesehatan dengan cara yang menyenangkan.
Selain itu, saya mulai mengurangi pendekatan satu arah dalam pengajaran. Setiap kali saya selesai menjelaskan materi, saya memberikan pertanyaan reflektif sederhana, seperti: “Menurut kamu, apa hal paling penting yang kamu pelajari hari ini?” atau “Kalau kamu bisa mengajarkan ini ke temanmu, kamu mau cerita apa?” Saya melihat perubahan positif; siswa menjadi lebih berani bertanya dan bercerita. Beberapa dari mereka bahkan mulai aktif menyampaikan pendapat tanpa diminta. Melihat hal ini membuat saya semakin yakin bahwa pembelajaran mendalam bisa diterapkan di jenjang awal seperti kelas 1, asalkan disesuaikan dengan perkembangan usia mereka.
Materi yang paling berkesan bagi saya selama diklat adalah tentang menggali makna dalam pembelajaran. Saya menjadi lebih sadar akan pentingnya membuat siswa tidak hanya sekadar tahu, tetapi juga benar-benar memahami dan merasakan manfaat dari apa yang mereka pelajari. Materi ini telah mengubah cara pandang saya dalam mengajar, sehingga menjadi lebih bermakna.
Tentunya, ada tantangan yang saya hadapi, terutama karena anak-anak masih dalam tahap adaptasi dan kemampuan berpikir abstrak mereka belum berkembang. Membiasakan mereka berpikir mendalam dan reflektif membutuhkan waktu, kesabaran, dan pendekatan yang konkret serta menyenangkan. Namun, saya yakin bahwa jika dilakukan secara bertahap, mereka akan mampu belajar dengan lebih bermakna.
Dampak paling signifikan yang saya rasakan setelah menerapkan materi diklat ini adalah siswa menjadi lebih aktif bertanya dan bercerita. Mereka mulai terbiasa menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun perubahan ini terlihat sederhana, saya merasa bahwa mereka mulai belajar dengan lebih sadar dan bermakna. Saya berkomitmen untuk terus mencoba strategi-strategi baru agar proses belajar mengajar di kelas semakin menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak.