Fatmawati, S.Pd: Mengajarkan Anak Berpikir Kritis dengan Strategi Deep Learning

Pelatihan Diklat Nasional 40JP dengan tema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning” menjadi pengalaman yang berharga bagi Fatmawati, S.Pd, guru RA Nurur Rahman. Dalam pelatihan tersebut ia mendapatkan pemahaman baru bahwa pembelajaran tidak cukup hanya berhenti pada hafalan, melainkan harus menekankan proses berpikir kritis, kemampuan menemukan masalah, serta keterampilan dalam mencari solusi. Pemahaman ini mendorong dirinya untuk segera mencoba menerapkan konsep-konsep deep learning dalam kelas yang ia ajar.

Dalam keseharian, Fatmawati mulai membiasakan anak-anak didiknya untuk bertanya dan menganalisis alasan di balik setiap kegiatan pembelajaran. Ia berusaha menanamkan bahwa setiap aktivitas, sekecil apapun, memiliki makna yang bisa dipahami bersama. Melalui diskusi ringan, tanya jawab sederhana, maupun permainan edukatif yang menyenangkan, anak-anak diajak aktif berpikir dan tidak hanya menerima informasi secara pasif. Bagi Fatmawati, inilah esensi dari deep learning yang dapat ditanamkan bahkan sejak usia dini.

Namun, perjalanan menerapkan strategi ini bukan tanpa tantangan. Anak-anak usia dini pada umumnya memiliki rentang konsentrasi yang pendek. Terkadang mereka sulit fokus, terutama ketika kegiatan belajar dirasa monoton. Hal ini menuntut kreativitas guru untuk menghadirkan aktivitas yang lebih variatif dan menarik. Fatmawati menyadari bahwa pembelajaran yang menyenangkan menjadi kunci agar anak tetap terlibat dan termotivasi. Oleh karena itu, ia terus berusaha menyusun kegiatan yang dapat menjaga perhatian siswa, sekaligus menumbuhkan rasa ingin tahu mereka.

Dari proses penerapan tersebut, Fatmawati melihat dampak positif yang cukup nyata. Anak-anak kini lebih memahami alasan di balik pembelajaran yang dilakukan. Mereka tidak hanya mengerjakan sesuatu karena diarahkan guru, tetapi juga mulai mengerti mengapa hal itu penting. Misalnya, ketika belajar tentang berbagi, anak tidak sekadar mempraktikkannya, tetapi juga menyadari nilai kebersamaan dan empati yang terkandung di dalamnya. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkesan bagi siswa.

Melalui diklat ini, Fatmawati mendapatkan motivasi untuk terus mengembangkan diri sebagai fasilitator pembelajaran. Ia yakin bahwa dengan membiasakan anak berpikir kritis sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Baginya, penerapan deep learning bukan hanya sekadar strategi, melainkan sebuah proses untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih menyenangkan, bermakna, dan relevan dengan kehidupan anak.

Previous Article

Menumbuhkan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran yang Menyenangkan

Next Article

Menguatkan Pemahaman Guru Melalui Diklat Nasional 40JP Berbasis Deep Learning

Write a Comment

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Update Artikel Kami

Pure inspiration, zero spam ✨