Saya ingin berbagi pengalaman pribadi mengenai penerapan materi dan strategi pembelajaran deep learning yang saya terapkan di kelas. Sejak mulai mengenali berbagai pendekatan ini, saya terdorong untuk mengubah cara saya mengajar agar lebih interaktif dan bermakna bagi siswa. Salah satu strategi yang paling saya gemari adalah pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) dan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
Dalam pengajaran Bahasa Inggris, misalnya, saya membawa topik “I Have a Great Holiday” ke dalam kelas dengan cara yang berbeda. Alih-alih hanya meminta siswa untuk menceritakan pengalaman liburan mereka, saya menantang mereka untuk membuat poster digital atau presentasi sederhana yang mengaitkan pengalaman liburan mereka dengan nilai-nilai budaya dan sosial. Aktivitas ini tidak hanya mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan teman-teman mereka. Saya menyaksikan bagaimana mereka bersemangat berdiskusi, mengeksplorasi ide-ide baru, serta merefleksikan pengalaman mereka secara lebih mendalam.
Namun, penerapan strategi ini tidak tanpa tantangan. Salah satu keterbatasan yang saya hadapi adalah waktu pembelajaran yang terbatas. Pembelajaran berbasis proyek memerlukan waktu lebih untuk mendalami materi dan menyelesaikan tugas, sehingga sering kali saya harus melakukan penyesuaian agar tetap sesuai dengan kurikulum. Selain itu, fasilitas dan dukungan juga menjadi faktor penting. Terkadang, akses ke teknologi yang dibutuhkan untuk membuat poster digital atau presentasi menjadi kendala bagi beberapa siswa.
Saya juga mengamati adanya perbedaan kesiapan siswa dalam mengikuti metode ini. Meskipun banyak yang bersemangat, beberapa siswa masih terjebak dalam kebiasaan lama pembelajaran yang lebih bersifat pasif. Hal ini menuntut saya untuk terus memotivasi mereka dan menunjukkan manfaat dari pendekatan pembelajaran yang lebih aktif. Selain itu, desain asesmen yang autentik menjadi tantangan tersendiri. Saya berusaha untuk menciptakan penilaian yang tidak hanya mengukur pengetahuan siswa, tetapi juga keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif yang mereka kembangkan selama proses pembelajaran.
Meskipun ada berbagai tantangan, pengalaman ini sangat berharga. Melalui penerapan deep learning, saya melihat siswa tidak hanya belajar, tetapi juga berkembang menjadi individu yang lebih kritis, kolaboratif, dan kreatif. Saya percaya bahwa pendekatan ini adalah langkah penting menuju pembelajaran yang lebih bermakna dan kontekstual bagi siswa.