Darni, S.Pd dari TK Negeri Pembina Sinjai Utara menceritakan pengalamannya dalam menerapkan pembelajaran mendalam kepada anak-anak usia dini. Ia menyadari bahwa mengajar di tingkat TK memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Anak-anak di usia ini memiliki karakter penuh energi, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kecenderungan untuk lebih tertarik pada hal-hal konkret dibandingkan penjelasan abstrak. Inilah yang membuat pembelajaran mendalam harus dikemas dengan strategi khusus agar tetap menyenangkan dan mudah dipahami.
Pada tahap awal, anak-anak terlihat kesulitan ketika diminta menjelaskan alasan dari suatu peristiwa sederhana. Misalnya, ketika ditanya mengapa tanaman harus disiram, mereka hanya menjawab “supaya hidup” tanpa penjelasan lebih lanjut. Dari pengalaman ini, Bu Darni menyadari bahwa ia tidak bisa memaksakan cara berpikir orang dewasa pada anak-anak. Ia perlu mencari pendekatan yang sesuai dengan dunia mereka.
Salah satu strategi yang ia gunakan adalah mengajak anak belajar melalui aktivitas nyata. Anak-anak diberi kesempatan menanam biji, merawatnya setiap hari, dan mengamati perubahan yang terjadi. Dari kegiatan sederhana itu, mereka belajar proses sebab-akibat secara langsung: tanaman tumbuh karena disiram dan mendapat cahaya matahari. Aktivitas ini tidak hanya menanamkan pengetahuan, tetapi juga melatih tanggung jawab dan konsistensi.
Selain praktik nyata, Bu Darni juga memanfaatkan metode bercerita. Ia sering mengaitkan materi dengan dongeng atau cerita sederhana. Ketika membahas tema hewan, ia mengisahkan seekor kucing kecil yang mencari makan. Anak-anak antusias mengikuti cerita, bahkan ikut menebak alurnya atau memerankan tokoh tersebut. Melalui cerita, anak-anak belajar memahami masalah, mencari solusi, sekaligus mengembangkan imajinasi.
Keterlibatan orang tua pun menjadi bagian penting dalam strategi ini. Bu Darni memberikan tugas kecil yang bisa dikerjakan bersama di rumah, seperti mengamati tumbuhan di halaman atau menceritakan pengalaman saat bermain. Dengan cara ini, anak-anak terbiasa menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Dukungan orang tua membuat anak lebih percaya diri ketika berbagi pengalaman di kelas.
Dari perubahan strategi tersebut, Bu Darni melihat hasil yang nyata. Anak-anak yang sebelumnya pasif kini lebih aktif bertanya dan menjawab. Mereka terlihat senang belajar, bahkan meminta kegiatan serupa diulang. Menurutnya, pembelajaran mendalam tidak harus rumit, asalkan guru kreatif mengolah metode sesuai karakter anak.
Melalui pengalamannya, Bu Darni menyimpulkan bahwa kunci keberhasilan mengajar di TK adalah kreativitas, kesabaran, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi kelas. Ia berharap strategi yang ia terapkan dapat menginspirasi guru lain agar anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang kritis, kreatif, dan berani sejak dini.