Fuziatul Maghfiroh, S.Pd, guru MI Hayatul Afkar, menemukan cara baru menghadapi tantangan kelas setelah mengikuti pelatihan tentang teknologi dalam pembelajaran. Salah satu masalah yang sering ia hadapi adalah anak-anak yang mudah tantrum dan sulit fokus.
Dengan bekal dari pelatihan, ia mulai mencoba memanfaatkan media digital seperti video interaktif, aplikasi belajar, hingga permainan edukatif. Hasilnya cukup mengejutkan. Anak-anak yang biasanya cepat bosan justru lebih tertarik dan betah belajar. Teknologi membantu mengubah suasana kelas dari riuh menjadi lebih kondusif.
Tentu, tidak semuanya berjalan mulus. Ada siswa yang terlalu asyik dengan gadget hingga terdistraksi. Namun dengan pendampingan, Fuziatul berhasil menyeimbangkan penggunaan teknologi agar tetap mendukung tujuan belajar. Menurutnya, kuncinya ada pada pemilihan media yang sesuai kebutuhan siswa.
Perubahan besar terlihat jelas. Anak-anak jadi lebih tenang, lebih fokus, dan lebih mudah diajak berpartisipasi. Bahkan, interaksi guru dan siswa terasa lebih menyenangkan karena materi bisa divisualisasikan dengan cara yang menarik.
Bagi Fuziatul, pengalaman ini adalah bukti bahwa teknologi bukan ancaman, melainkan peluang. Guru hanya perlu bijak memanfaatkannya. Dengan cara itu, pembelajaran bisa lebih relevan dengan dunia anak-anak saat ini.
Author: Yasmin Sindoro Salsabila
