Produktif Sejak Dini, DeLiang Al-Farabi Penulis Cilik 40 Buku Berbahasa Inggris

Sebuah video menunjukkan seorang anak laki-laki tengah mengisi webinar viral di media sosial baru-baru ini. Hal menariknya adalah dalam video itu, sang pembicara yang masih berusia anak-anak menyampaikan materi dengan berbahasa inggris. Anak tersebut bernama Deliang Al-Farabi, bocah
berusia 12 tahun asal Trenggalek, Jawa Timur.

Pada usia 11 tahun, DeLiang telah produktif menulis dan memiliki sekitar 40 karya buku berbahasa Inggris. Menurut penuturan dari sang ayah, Ario Muhammad, DeLiang memang cukup sering mengisi webinar seputar kepenulisan. Bersama orang tuanya, DeLiang tumbuh besar di Bristol dimana hal ini membuatnya fasih berbahasa Inggris sejak dini. Secara pendidikan, keluarga lebih memilih homeschooling untuk proses belajar DeLiang.

Dikutip dari BASRA, DeLiang mengawali karyanya dengan buku berjudul ‘DeLiang the Deer’ pada umur 7 tahun. Sementara itu, karyanya yang berjudul A Tale of J Quirky Friends’ dan ‘Stories of the Worst Bullies History’ berhasil masuk dalam Top 15 Amazon Book Amerika dan Inggris untuk
kategori Dark Comedy. Tak hanya menulis, DeLiang juga gemar sekali membaca. Di tahun 2023, DeLiang telah menamatkan 300an judul buku bacaan.

Dilansir dari GoodNews, bocah kelahiran 2011 ini tumbuh di tengah keluarga dengan kultur literasi yang cukup baik. Ario dan Ratih sebagai orang tua sepakat untuk mengenalkan anak kepada buku sejak usia dini. Dalam praktiknya, Ario mengaku memiliki beberapa trik khusus menarik minat baca
sang anak. Salah satu strategi yang diterapkan adalah Ario membelikan banyak buku sekaligus, terutama buku dengan topik sesuai minat sang anak. Ia percaya, buku dapat menjaga imajinasi sang anak sehingga dapat terus tumbuh dan berkembang.

Ario mengungkapkan bahwa DeLiang mulai terampil menulis buku sejak usia 6 tahun. “Saya memberi sebuah buku harian silver dan memintanya menulis cerita pendek atau apapun. Itulah awal minatnya untuk menulis,” kata Ario sepertinya yang dikutip dalam BASRA. Buku tersebut adalah semacam diary harian dimana DeLiang dibebaskan untuk menulis apa saja. Menurutnya, diary adalah salah satu ruang anak bisa belajar mengekspresikan emosi yang dirasakan. Tak hanya itu, kebiasaan tersebut nantinya juga bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas anak.

Ario mengaku sempat kewalahan dengan perkembangan bakat menulis DeLiang yang terus bertumbuh pesat dari waktu ke waktu. Selain genre fantasi, DeLiang juga menulis beberapa buku bertema sejarah Nabi Muhammad. Untungnya, kini DeLiang telah didampingi seorang mentor yang
juga berperan sebagai editor buku-buku karyanya. “Cita-citanya jadi engineering dan penulis,” tutup Ario.

Penulis: Salwa Mutia
Sumber:

Previous Article

Drakor “When Life Give You Tangerines” Memberi Insight Bahwa Perempuan Berhak Mendapatkan Kesetaraan di Bidang Pendidikan

Next Article

DeepSeek vs ChatGPT, Mana yang Lebih Baik?

Write a Comment

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Update Artikel Kami

Pure inspiration, zero spam ✨