Robeth Azasi, S.Pd, guru di SMKN 1 Senayang, mengikuti Diklat Nasional 40JP: “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning.” Bagi Robeth, pelatihan ini menjadi momen penting untuk merefleksikan cara mengajarnya, terutama dalam mengarahkan pembelajaran ke arah yang lebih bermakna.
Selama ini, Robeth mengakui baru sebagian kecil strategi deep learning yang ia terapkan di kelas, dan itu pun belum maksimal. Ia masih berada pada tahap pembelajaran konvensional, di mana siswa cenderung hanya menerima materi tanpa proses eksplorasi yang mendalam. Padahal, konsep deep learning menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa, kemampuan berpikir kritis, serta pemahaman konsep yang lebih utuh, bukan sekadar hafalan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapinya adalah kurangnya respon dari siswa. Banyak di antara mereka yang masih pasif dan belum menunjukkan antusiasme ketika diminta berdiskusi, memecahkan masalah, atau mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Kondisi ini menjadi hambatan dalam menciptakan pembelajaran mendalam, karena deep learning sejatinya membutuhkan partisipasi aktif siswa sebagai pusat pembelajaran.
Meski begitu, Robeth tidak melihat hal ini sebagai kegagalan, melainkan tantangan yang harus diatasi dengan strategi baru. Ia menyadari bahwa peran guru sangat penting dalam membangun motivasi dan merancang aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan bekal dari diklat, ia bertekad mencoba pendekatan yang lebih variatif, seperti pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi kelompok kecil, serta penggunaan media yang lebih dekat dengan keseharian siswa.
Saat ini, Robeth masih menilai pembelajaran yang dilaksanakan di kelasnya “biasa saja,” namun ia optimis kondisi itu bisa berubah. Dengan memahami esensi deep learning, ia mulai menyusun langkah-langkah konkret agar proses belajar tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberi dampak jangka panjang pada keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.
Diklat ini memberinya keyakinan bahwa transformasi pembelajaran tidak harus instan. Perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, dengan konsistensi dan keberanian mencoba. Bagi Robeth, perjalanan menuju penerapan deep learning yang optimal di SMK hanyalah soal waktu dan kesungguhan.