Jakarta, 11 November 2024 – Pakar kebijakan pendidikan Prof. Anita Lie, MA, EdD, mengungkapkan bahwa aspek-aspek baik dari Kurikulum Merdeka layak untuk dilanjutkan guna mendukung kesinambungan pendidikan di Indonesia. Hal ini disampaikannya di Gedung BJ Habibie BRIN, Jakarta. Prof. Anita menilai bahwa Kurikulum Merdeka memiliki potensi untuk terus mendukung pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan murid, sehingga penting untuk mempertahankan elemen-elemen esensial yang sudah berjalan baik.
“Hal yang bagus di Kurikulum Merdeka itu bisa dilanjutkan untuk kesinambungan. Kalau mau ada transformasi ya nggak apa-apa, dan mau kontekstualisasi di daerah juga nggak apa-apa,” ujar Guru Besar Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tersebut. Menurutnya, kebijakan yang sudah baik dan mendasar akan sayang jika tidak dipertahankan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum Merdeka, yang mendukung pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan memungkinkan penyesuaian laju belajar, juga menawarkan fleksibilitas dalam penentuan jam pelajaran secara tahunan. Prof. Anita menyebutkan pentingnya memberi ruang bagi penyesuaian implementasi kurikulum, terutama untuk menanggapi tantangan yang terjadi di lapangan. Salah satu penyesuaian adalah untuk siswa yang belum mencapai capaian kompetensi minimum dan tidak dapat naik kelas. Menurutnya, ruang fleksibilitas ini membantu guru dan sekolah mengatasi masalah tanpa harus meluluskan semua siswa tanpa evaluasi.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa pihaknya masih menyerap berbagai aspirasi terkait Kurikulum Merdeka dan akan mengkaji aspek-aspek yang membutuhkan penyesuaian. Ia mengatakan akan mempertimbangkan penyesuaian dalam hal urutan dan pembobotan materi, agar kurikulum yang diterapkan di sekolah semakin relevan dan efektif.
Prof. Anita Lie sendiri baru saja menerima penghargaan Habibie Prize 2024 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam bidang Ilmu Sosial, Ekonomi, Politik, dan Hukum. Penghargaan ini menegaskan kontribusi pentingnya dalam pendidikan dan kebijakan di Indonesia, terutama dalam mendukung pendekatan pembelajaran yang adaptif dan berkelanjutan.
Sumber :