Penerapan strategi pembelajaran yang menyenangkan berbasis deep learning semakin terasa penting di era pendidikan saat ini. Hal ini juga dirasakan langsung oleh Kutsiyah Ainunnisa, S.H.I, guru di MA Al-Azhar Mojosari, yang mengikuti Diklat Nasional 40JP: “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning.”
Kutsiyah mengaku sudah mencoba menerapkan strategi yang diperoleh dari diklat tersebut dalam kelasnya. Salah satu penerapan yang ia lakukan adalah pada materi sifat wajib bagi Allah. Dengan menggunakan pendekatan deep learning, ia tidak hanya memberikan penjelasan materi secara teori, tetapi juga mengajak siswa untuk memahami makna mendalam dari sifat-sifat tersebut, serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Namun, proses pembelajaran tidak selalu berjalan mulus. Tantangan yang dihadapi Kutsiyah adalah sebagian siswa masih kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat atau mengekspresikan pemahamannya di depan kelas. Hal ini membuat guru perlu lebih kreatif menghadirkan metode yang dapat membangun keberanian, seperti diskusi kelompok kecil, presentasi bergilir, atau metode tanya jawab yang bersifat santai dan menyenangkan.
Meski ada kendala, hasil yang dirasakan cukup signifikan. Kutsiyah menilai bahwa dengan strategi deep learning, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Siswa tidak hanya sekadar menghafal konsep, tetapi juga mampu memahami makna dan aplikasinya dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kepercayaan diri siswa.
Bagi Kutsiyah, keberhasilan pembelajaran bukan hanya diukur dari nilai ujian, melainkan dari bagaimana siswa mampu memahami, meresapi, dan menerapkan ilmu yang didapat. Strategi deep learning membantunya membawa suasana kelas yang lebih hidup, sekaligus mendorong siswa untuk menjadi pembelajar aktif dan mandiri.
Dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, Kutsiyah optimis pembelajaran di madrasah dapat semakin berkembang. Jika siswa sudah terbiasa dengan pola belajar mendalam dan menyenangkan, maka bukan hanya pengetahuan agama yang mereka kuasai, tetapi juga keterampilan berpikir kritis, percaya diri, dan komunikasi yang lebih baik.